Pengetahuan pemilik saham PT membawa tanggung jawab yang besar
Definisi pemegang saham
Secara umum, ketika mendengar kata pemegang saham, Anda pasti sudah bisa mendefinisikan sendiri apa itu pemegang saham. Dalam dunia bisnis dan investasi, pemilik modal perusahaan adalah orangnya. Secara umum pembagian harta itu sendiri dibagi menjadi tiga bidang, yang meliputi:
Pemegang Saham, yaitu orang, perusahaan atau lembaga yang memiliki paling sedikit satu saham dalam suatu perusahaan.
Pemegang saham pengendali adalah mereka yang memiliki dan menguasai lebih dari 50% saham dalam suatu perusahaan.
Pemegang saham minoritas, mereka yang memiliki kurang dari 50% saham perusahaan.
Pemilik saham berbeda dengan investor, keduanya memiliki kesamaan karena sama-sama memiliki kekayaan perusahaan, tetapi hak dan kewajiban serta tanggung jawab antara pemegang saham dan investor berbeda. Seorang investor tidak diharuskan memiliki saham, tetapi pemegang saham sudah pasti seorang investor. Siapa pun yang memiliki banyak saham dalam suatu saham nantinya akan diberhentikan oleh seorang pemegang saham, terutama ketika nilai saham tersebut mencapai hampir setengah dari saham perusahaan.
Baca Juga: Cara Bermain Investasi Saham Pelajar dengan Benar dan Cepat
Apa yang harus Anda pertimbangkan ketika berinvestasi di saham
Berinvestasi berarti Anda telah menjadi pemegang saham, namun perlu diketahui bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin berinvestasi saham, antara lain sebagai berikut:
1. Memahami investasi saham dan manfaatnya
Memahami apa itu saham adalah pertanyaan pertama yang perlu Anda pahami ketika saham itu sendiri merupakan investasi oleh individu atau pihak atau korporasi dalam perseroan terbatas. Berinvestasi atau berinvestasi di saham memberi Anda keuntungan, yaitu dividen dan capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki. Semakin banyak tangan atau tiket yang Anda miliki, semakin banyak dividen yang akan Anda terima.
Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga jual dan harga beli yang terbentuk pada saat terjadi aktivitas perdagangan saham di pasar. Kemudian, jika seseorang sudah memegang saham, maka orang tersebut berhak untuk menghadiri RUPS atau rapat umum, dimana dalam rapat tersebut Anda akan mempelajari perkembangan perusahaan secara keseluruhan, ini juga merupakan salah satu momen dimana para pemegang saham tanggung jawab PT.
2. Pilih investasi saham dengan sekuritas biaya transaksi rendah
Ini adalah salah satu hal yang perlu dipertimbangkan sebagai calon investor atau pemegang saham. Pembukaan rekening efek yang diperantarai oleh perusahaan sekuritas sangat berpengaruh. Karena efek ini adalah cara Anda untuk membeli dan menjual saham. Setelah menyetor dana ke akun ini, Anda dapat membeli saham yang Anda inginkan.
Saat memilih sekuritas, Anda harus mempertimbangkan biaya transaksi minimal, yang biasanya sekitar 0,19% saat membeli sekuritas dan sekitar 0,29% saat menjual saham. Namun ada juga kisaran 0,15% untuk beli dan 0,20% untuk jual. Yang harus Anda lakukan adalah memilih dan mengupayakan biaya keamanan minimal dengan layanan optimal.
Baca Juga: Bingung Pilih Yang Mana? Ketahui 3 perbedaan antara investasi dan perdagangan
3. Pilih saham yang sah dan terdaftar
Memilih saham yang resmi dan terdaftar merupakan salah satu hal yang sangat perlu Anda perhatikan. Dimana saham yang legal dan diakui menjamin kenyamanan Anda dalam berinvestasi dan tentunya aman untuk kekayaan Anda. Untuk melihat apakah suatu saham aman atau tidak, Anda bisa melihat daftar nama saham yang diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau daftar saham Bursa Efek Indonesia.
4. Pilih saham yang defensif
Bagi Anda yang baru mengenal pasar saham, sebaiknya pilih saham yang defensif seperti emiten dari bank atau perusahaan yang biasanya bergerak di bidang kebutuhan pokok konsumen. Saham defensif sendiri merupakan jenis saham yang secara konsisten membayar dividen terlepas dari kondisi pasar saham. Saham-saham ini memiliki bias yang stabil ketika, misalnya, terjadi krisis atau suasana tertentu dalam perekonomian, meskipun, misalnya, ketika krisis terjadi, saham-saham defensif biasanya menjadi yang terdepan untuk pulih.
Sumber :